Jalan di Venesia Pakai Air? Bayangin Kalau Airnya Kotor

Air di Venesia Nggak Selalu Sejernih Gambarnya

Jalan raya di Venesia pakai air. Bayangin kalau airnya kotor bukan hanya perahu yang macet, tapi seluruh kota bisa lumpuh. Kota yang berdiri di atas air ini memang terdengar seperti dongeng jika mendengar kanal-kanal berkelok di antara bangunan tua, gondola yang melintas pelan di bawah jembatan batu, dan riak air yang memantulkan cahaya si sore hari. Venesia seperti kota dongeng yang tenang, romantis, dan megah.

Tapi di balik keindahan itu, Venesia hidup di atas sistem yang sangat rapuh. Kota ini dibangun di atas lebih dari 100 pulau kecil yang dihubungkan oleh sekitar 400 jembatan, semuanya berdiri di atas laguna dangkal Laut Adriatik. Air bukan sekadar elemen pelengkap, tapi bagian utama dari kehidupan di sana. Tidak ada mobil bahkan jalan raya seperti di kota lain, hanya kanal yang menjadi jalur transportasi utama.

Setiap hari, perahu dan gondola membawa penduduk, turis, serta barang-barang kebutuhan. Tapi justru dari situlah masalah bermula. Gelombang dari kapal motor merusak fondasi bangunan tua, sementara limbah dari aktivitas wisata menumpuk di kanal. Menurut laporan lingkungan, sedimen di dasar kanal kini mengandung logam berat dan mikroplastik, bahkan ada titik yang kadar polusinya lebih dari 100 kali batas normal.

Ketika Air Jadi Jalan Sekaligus Ancaman

Venesia mungkin tampak memukau di foto, tapi di kehidupan nyata, warganya hidup berdampingan dengan ancaman yang datang dari air yang sama.

Air pasang bisa masuk ke rumah-rumah tanpa peringatan, terutama saat musim hujan dan badai. Warga menyebutnya acqua alta, fenomena banjir yang kian sering terjadi akibat perubahan iklim dan naiknya permukaan laut. Di sisi lain, air kanal yang tercemar mengeluarkan bau tak sedap, membuat beberapa warga bahkan enggan membuka jendela rumah yang menghadap ke kanal.

Pemerintah kota Venesia sudah berusaha mengendalikan situasi dengan membatasi kapal besar, membersihkan sedimen, hingga membangun sistem penghalang air laut bernama MOSE Project. Tapi tetap saja, menjaga air di kota ini ibarat menjaga urat nadi kehidupan, sekali tercemar, dampaknya langsung terasa di seluruh sistem kota.

Kalau Venesia Saja Bisa, Gimana dengan Kita?

Melihat kondisi Venesia membuat kita sadar betapa berharganya air bersih. Kita mungkin tidak tinggal di kota dengan jalan air, tapi kita juga hidup dari air setiap hari. Air yang kita pakai untuk mandi, memasak, mencuci, dan beribadah semuanya menentukan kualitas hidup kita. Bedanya, kita sering lupa bahwa air yang mengalir dari keran belum tentu selalu higienis, terutama jika tempat penyimpanannya tidak terawat. Coba bayangkan jika di Venesia, air kotor berarti seluruh kota berhenti berfungsi. Di rumah kita, air kotor bisa berarti kulit yang gatal, pakaian bau apek, atau bahkan gangguan kesehatan.

Masalahnya sama, hanya skalanya yang berbeda.

Air bukan sekadar kebutuhan, tapi fondasi keseharian. Ketika air bersih, hidup juga terasa ringan dan sehat. Tapi ketika kualitasnya menurun, dampaknya menjalar ke mana-mana mulai dari tubuh, rumah, hingga lingkungan. 

Venesia tetap menawan di mata dunia karena keindahan airnya, tapi masa depan kota itu tergantung pada seberapa bersih air yang mereka jaga. Sama halnya dengan kita, rumah yang nyaman, keluarga yang sehat, semua bermula dari air yang bersih. Itulah kenapa penting memastikan air yang kita gunakan setiap hari tetap higienis dan terjaga. Mulai dari langkah kecil di rumah rutin membersihkan penampungan air, dan memilih tangki air yang tahan sinar matahari, anti lumut, dan menjaga air tetap segar meski disimpan lama.

Karena pada akhirnya, air bukan hanya bagian dari hidup kita, tapi cerminan bagaimana kita menjaga kehidupan itu sendiri. Seindah apapun kota di atas air seperti Venesia, semua akan percuma kalau airnya tak lagi bersih. Begitu juga dengan rumah kita, keindahan dimulai dari air yang jernih.

Previous
Previous

Drakor Mulai Tergantikan Sama Dracin

Next
Next

5 Stasiun KRL dengan Fasilitas Terbaik