Lebih Dari Sekedar Beat: Musik Pop Bisa Jadi Teman Saat Mental Goyah
Lebih dari hiburan, musik adalah terapi emosional
Musik pop hari ini lebih dari sekadar hit di streaming, lebih dari sekadar nada yang gampang terngiang di kepala. Untuk banyak orang, terutama generasi muda, musik adalah suara yang mewakili keresahan dalam diri, penerjemah rasa yang kadang sulit diucapkan, pelipur di saat hati lelah. Musik itu bisa jadi ruang sendiri, dimana kita menemukan bahwa orang lain juga pernah atau masih merasakan hal yang sama.
Di panggung internasional musik pop, beberapa artis berhasil menembus batas negara dan budaya. Mereka punya penggemar yang setia, karya yang terasa seperti doa dalam lirik, dan kejujuran yang membuat pendengar merasa “ini karya saya juga”. Nama-nama seperti Taylor Swift, Gracie Abrams, NIKI, LANY, dan Lauv menjadi contoh penyanyi yang bukan cuma populer, tapi juga punya kedekatan emosional lewat karya mereka.
Kenapa Musik Bisa Membuat Banyak Orang Merasa Dekat?
Kejujuran yang Tidak Disaring
Banyak lagu pop sekarang muncul dengan tema-tema seperti patah hati, kehilangan, kesepian, atau kebingungan identitas, tema yang sebenarnya banyak orang alami, tapi jarang dibicarakan secara terbuka. Penyanyi atau artis seperti Lauv pernah mengaku bahwa ia mengalami kecemasan, depresi, bahkan OCD. Dalam wawancara dengan Business Insider, Lauv mengatakan:
“Music always keeps me sane because I kind of forget about everything in the world except for the song I'm working on.”
Ia juga pernah didiagnosis dengan depresi dan OCD. Ia mengaku sempat berada di masa paling buruk dalam hidupnya sebelum menemukan bahwa menulis lagu dan bermusik adalah cara untuk melewati fase itu.
Di sisi lain, Gracie Abrams telah rutin pergi ke terapi sejak usia 19 tahun. Ia mengatakan bahwa terapi adalah sesuatu yang sangat penting dan bernilai, terutama dalam membangun hubungan yang sehat dan memahami siapa dirinya dalam keramaian dunia musik.
Baca artikel lainnya: Mau Jalan-jalan? Pilih Bus atau Travel, Ya?
Bagaimana Musik Bekerja Sebagai Penolong Jiwa
Musik Merupakan Pelarian dan Ekspresi Emosi
Saat emosi berat datang, seperti sedih, cemas, rindu, mendengar lagu yang pas bisa jadi seperti punya teman yang mengerti. Lagu-lagu yang bercerita tentang rasa itu membuat pendengar merasa bahwa mereka tidak sendirian. Contohnya, Modern Loneliness oleh Lauv bukan hanya sekedar lagu tentang kesepian, tapi tentang bagaimana kesepian bisa muncul bahkan ketika kita hidup dalam dunia yang sangat terkoneksi secara digital. Dalam perbincangan TIME 100 Talks, Lauv pernah mengatakan bahwa tanpa lagu seperti itu, masa pandemi akan terasa jauh lebih berat.Proses Kreatif sebagai Proses Penyembuhan
Menulis lagu, merekam, memilih lirik, semua itu bukan hanya soal karya, tapi juga soal menyaring emosi yang belum selesai. Banyak artis mengatakan bahwa berkreativitas adalah cara mereka menyaring emosi yang belum selesai diproses, membuka bagian dalam diri yang mungkin selama ini tersimpan. Musik menjadi medium di mana emosi yang sulit, seperti luka, keraguan, dan kesedihan bisa diekspresikan dan dikomunikasikan, meskipun hanya lewat nada dan kata.
Beberapa contoh nyata mendukung gagasan ini:
Di wawancara dengan BBC, berbagai artis pop mengungkap bahwa songwriting seringkali terasa seperti sesi terapi: menuliskan setiap detail perasaan, mengulang kisah lama demi mendengarkannya dari sudut pandang baru, atau melewati fase sulit dengan cara yang lebih manusiawi. Misalnya, Miley Cyrus menyebut bahwa menulis satu lagu bisa menjadi “percakapan panjang dengan diri sendiri” ketika menggali pengalaman masa lalu.
Ella Henderson dalam albumnya Everything I Didn’t Say menyebut bahwa beberapa lagu ditulis dari situasi ketika dirinya berada di periode emosional berat, melalui proses refleksi, menangani kecemasan, perasaan kurang berharga, dan setelahnya merasa ada pemulihan lewat proses kreatif. Lagu-lagu ini bukan hanya untuk didengar, tapi untuk dirasakan dan direnungkan.
Kutipan dari Peneliti / Dokter & Data Ilmiah
Agar artikelnya makin kuat, penting juga menyebut bahwa ini bukan hanya pengalaman artis, tapi ada penelitian serta pendapat ahli yang mendukung. Berikut beberapa poin:
Dr. Daniel J. Levitin, neuroscientist, pernah membahas bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan stres, memberi jeda bagi pikiran yang terus menerus aktif, membantu dalam regulasi emosi. (Buku Music as Medicine: How We Can Harness Its Therapeutic Power)
Penelitian‐penelitian dan review ilmiah menunjukkan bahwa musik terapi (music therapy) efektif sebagai pelengkap dalam menangani gangguan seperti kecemasan, depresi, bahkan trauma, musik sebagai medium nonverbal untuk mengungkap dan melepaskan emosi yang sulit diungkapkan secara kata.
Baca artikel lainnya: Air Refill di Kampus Bisa Jadi Bahaya
Musik, Kita, dan Kenyamanan Hati
Karya artis-artis seperti Taylor Swift, Gracie Abrams, NIKI, LANY, dan Lauv berhasil bukan hanya karena melodi enak atau produksi canggih, tetapi karena mereka berani membuka sisi pribadi, mengekspresikan emosi yang hampir semua orang pernah rasakan. Lagu-lagu mereka menjadi ruang di mana pendengar bisa merenung, merasa bersahabat dengan rasa sakit, berharap, dan akhirnya menemukan kekuatan dalam hal yang sejatinya membuat seseorang merasa “terlihat”.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan pekerjaan, tekanan sosial, media, kita butuh paru-paru emosional. Kita butuh ruang diam yang bisa diisi musik, kita butuh pelarian yang sehat. Musik bisa menjadi ruang seperti itu.
Baca artikel lainnya: Pergi ke Beauty Klinik, Tapi Kok Masih Was-Was?
Kenyamanan Fisik & Mental Health
Sama seperti musik yang memberi ketenangan jiwa, lingkungan fisik yang bersih dan terpercaya juga mendukung pikiran agar bisa lebih tenang. Salah satu hal mendasar adalah kualitas air di rumah. Tangki air MPOIN bisa menjadi bagian dari solusi untuk menjaga kebersihan dasar ini. Dengan teknologi antimicrobial yang mencegah pertumbuhan bakteri dan lumut, serta kekuatan fisik yang 10× lebih kuat dibanding tangki biasa, MPOIN memastikan air di rumah tetap aman dan terjaga, sehingga pikiran lebih mudah fokus pada hal-hal yang membuat hati ringan.